Monday, September 16, 2013

Bagian dari Proses

Ingat bagaimana awal dunia ini? Bumi dan langit tidak terjadi begitu saja. Mereka tidak diciptakan dengan sekejap tiba-tiba jadi. Akan tetapi langit dan bumi ini diciptakan dengan bertahap. Tepatnya langit dan bumi ini diciptakan melalui serangkaian proses. Hubungannya dengan kita? Tentu ada. Sangat erat bahkan.
erat bahkan.

mi ini diciptakan melalui serangkaian proses. hubungannya Manusia diciptakan memiliki ambisi. Banyak hal menjadi sesuatu yang dikejar oleh manusia. Dan sudah menjadi tabiat manusia mengejar sesuatu, ingin dapat sesuatu. Kembali ke permulaan, kesuksesan, kekuatan, dan kehidupan yang nyaman, semua itu tidak dicapai dengan sekejap mata sebagaimana awal penciptaan bumi dan langit. Bahkan awal penciptaan diri kita. Semua proses itu seharusnya membuat kita ingat tentang keberadaan kita sebagai bagian kecil dari dari alam semesta. Seharusnya kita ingat bahwa kita terikat dengan sebuah keniscayaan sebagaimana bumi dan langit diawali. Ya, proses! Semua ada tahapannya.

Setiap tahapan harus dilalui. Seperti puncak gunung, ada jalanan menajak yang harus didaki. Seperti aliran listrik, ada satu per satu elektron yang berpindah melalui penghantar. Dan seperti perasaan, ada sekian helai isyarat mengalir dari lubuk hati yang terdalam hingga ia tersampaikan.

Tidak ada yang disebut “langsung jadi”.  Langsung jadi pandai, langsung jadi kaya, langsung jadi dewasa. Tidak ada yang semacam itu. Prosesnya harus dilalui. Bahkan yang disebut dengan cara cepat atau jalan pintas pun, ia adalah bagian dari proses. Bagian dari hari ini dan hari-hari yang telah lalu. Lalu bagaimana dengan hari esok? Tak ada dari kita yang dapat memastikannya. Akan tetapi, jika untuk meminum secangkir teh seseorang harus menyeduh daun teh, maka.. mengapa untuk meminum seteguk kegembiraan, secuil ketenangan, tidak mau kita berusaha? Kita adalah makhluk yang dipenuhi hasrat dan ambisi. Akan tetapi kita juga dikaruniai rasa kasih sayang dan saling memahami. Mari kita renungkan bersama.

Sunday, June 23, 2013

Best Places I (Bagian Bawah Jembatan)


Hari-hari yang sibuk. Tetapi tak apa lah, yang penting sekarang sudah ada waktu lagi untuk me-refresh pikiran. Omong-omong tentang refreshing, tentu yang terbayang di benak kita adalah sesuatu yang berbeda atau sesuatu yang jarang kita jumpai, paling tidak tidak setiap hari ada, begitu. Nah, tentang sesuatu yang beda itu, saya punya beberapa tempat-tempat yang menurut saya menarik dan cocok sebagai tempat untuk melepas kepenatan. Kali ini akan sedikit saya bagi sebuah tempat yang letaknya tidak jauh dari Fakultas Teknik UGM. Tepatnya di bawah jembatan sebelah barat Fakultas Teknik.

Sunday, June 2, 2013

Dinamika

Pernah mencoba membaca catatan yang ditulis beberapa tahun yang lalu? Mungkin sesekali kita akan tertawa dengan catatan di masa lalu. Entah karena kejadiannya yang memang lucu atau karena baru kita sadari ternyata pola pikir kita sekonyol itu di masa lalu. Kita menertawakan masa lalu adalah tanda bahwa terjadi perubahan pada diri kita, dan secara langsung kita sadari.

Apa yang tidak berubah di dunia ini? Semua mengalami perubahan. Biji-bijian tumbuh, dedaunan menguning, buah-buahan matang. Semua adalah bagian dari dinamika kehidupan. Begitu pula kita, entah itu kearah kanan atau ke arah kiri, menjadi lebih tinggi atau lebih gemuk, menjadi lebih baik atau lebih buruk, pasti pada diri kita ada perubahan itu. Ada yang mengatakan, “aku masih sama seperti dulu.” Eits tunggu dulu. Keadaan stagnan bukankah ia adalah sebuah kerugian? Benar, berdiamnya kita pada sebuah keadaan yang itu-itu saja pada hakikatnya adalah sebuah kemerosotan. Bayangkan, setiap orang menjadi lebih baik hari ini, tetapi kita masih “gini-gini aja”. Menjadikan mereka sebagai titik acuan, maka keadaan kita sungguh pada kondisi mundur ke belakang. Kita tertinggal.

Oke, kita berubah. Tetapi apakah lebih baik? Apakah lebih buruk (benar-benar buruk)? Sejenak mari berhenti dan merenung. Jika telah kita terima diri ini berubah, inilah saatnya menghitung kembali, apakah perubahannya sudah baik? Terkadang kita menengok masa lalu dan berkata, betapa saat ini adalah hari yang benar-benar cerah. Atau seperti ini, alangkah baiknya jika aku tak pernah meninggalkan masa laluku sama sekali.

Terkadang masa lalu juga mendatangkan tangis. Sesal tiada terkira karena apa yang telah terjadi di masa lalu. Kawan, masa lalu tak kan pernah bisa dihapus. Akan tetapi ia bisa dilengkapi. Sesuatu yang terlewat di masa lalu tak kan pernah bisa diambil kembali, akan tetapi ia bisa digantikan. Memang benar, penyesalan hanya datang saat ia tak bermanfaat lagi. Namun ketakbermanfaatan penyesalan adalah pada sesuatu yang disesali, sedangkan ia akan membawa motivasi baru dan cambuk yang menggetarkan hati agar masa di hari esok jauh lebih baik dan tidak akan memberikan penyesalan yang sama.

Pada akhirnya, tidak semua orang menghendaki akan menertawakan dirinya saat ini di masa yang akan datang. Tetapi seandainya saya menertawakan diri saya yang saat ini di masa yang akan datang, saya berharap pada saat itu saya menertawakan kebodohan bukan kepolosan.

Friday, May 24, 2013

Organisasi (1) - Memaknai Sebuah Tujuan

Sejenak merenung-renung tentang organisasi. Organisasi, dalam kamus besar bahasa Indonesia organisasi didefinisikan sebagai  berikut:

  1. Kesatuan (susunan dsb) yg terdiri atas bagian-bagian (orang dsb) dl perkumpulan dsb untuk tujuan tertentu;
  2. Kelompok kerja sama antara orang-orang yg diadakan untuk mencapai tujuan bersama; 

Ada satu hal penting yang dapat kita garis bawahi dari dua definisi menurut KBBI tersebut. Ya, tidak salah lagi, tujuan. Tujuan menjadi sangat penting karena tujuan adalah sebab adanya organisasi itu sendiri. Tanpa tujuan, sebuah organisasi akan kehilangan esensinya, dan akan terdegradasi cepat atau lambat.

Hari ini mendapat pelajaran baru tentang keorganisasian. Mungkin dahulu sudah pernah dapat materi yang mirip-mirip dengan ini, tetapi tak ada salahnya sedikit mengingat. Organisasi-organisasi itu memiliki tujuannya masing-masing.

Terkadang kita menghendaki organisasi kita belajar dari pengalaman organisasi lain. Di satu sisi pasti banyak hal yang dapat kita pelajari dari sumber tersebut untuk mengembangkan apa yang ada dalam organisasi kita. Akan tetapi kenyataan bahwa tidak ada yang disebut OpAmp ideal ternyata juga berlaku pada organisasi, tidak ada organisasi yang benar-benar ideal. Sesuatu yang kita jadikan model acuan terkadang memiliki beberapa sisi yang sama sekali tidak mungkin kita aplikasikan dalam sistem kita sendiri. Dan yang paling menonjol dan pasti adalah tujuan.

Perbedaan tujuan akan membuat berbagai langkah yang diambil memiliki kesenjangan yang terkadang tidak terasa namun sangat jauh, kelihatannya menarik namun tidak mungkin, atau terasa  bagus tetapi merusak.

Ternyata memang begitu, dalam pergaulan, ada semacam gap yang memang harus ada antara kita dengan orang lain yakni dari sisi tujuan. Tentunya kita tidak ingin langkah untuk meneladani seseorang atau menyerap kebiasaan orang lain berubah menjadi boomerang yang menghancurkan kinerja kita. Di sini kajian yang mendalam dalam memahami keseuaian tujuan dan permasalahan internal diperlukan sehingga nilai-nilai positif dari pihak lain dapat kita serap dengan maksimal tanpa harus melukai sistem dan tujuan diri sendiri yang sudah susah payah kita bangun.

Saturday, May 18, 2013

Strawberry

Strawberry! Percobaan kedua....




Pelajaran Tentang Intan

Beberapa jam yang lalu baru saja mengalami sebuah pengalaman* yang out of the box sekali. Yah, meskipun outof the box-nya ngawur, namun paling tidak ada sisi positifnya. Entah mengapa, atau mungkin karena pengalaman yang baru saja itu, saya jadi teringat sebuah pelajaran dari Pak Lukito beberapa pekan lalu saat mengisi sebuah sesi dalam sebuah acara di fakultas. Tentang intan..

Mengingat pelajaran tentang intan. Kita tahu, intan adalah karbon. Arang, yang hitam itu juga dikatakan karbon. Kalau kita melihat karbon dari sudut pandang arang, mungkin yang terbayang adalah kotor, dan tidak begitu bernilai. Tetapi coba kita lihat intan, dia bernilai, berharga mahal, dan hampir setiap orang tidak akan menolak jika diberi. Bahkan sebagian orang rela menukar dengan harta yang banyak untuk mendapatkan batu mulia tersebut.

Sekarang mari kita tengok, bagaimana bisa? Keduanya sama-sama karbon, tetapi memiliki nilai yang berbeda bahkan sangat jauh nilainya. Mengapa bisa begitu? Jawabannya tentu saja karena prosesnya. Intan mengalami proses dengan tekanan dan suhu ekstrem dalam waktu yang tidak sebentar. Perlakuan, tempaan inilah yang membuat sebongkah karbon ini tak lagi jadi hanya sembarang karbon. Dia bernilai dan berharga.

Kerap kali karbon dianalogikan dengan manusia. Manusia, semakin ditempa, semakin dia mendapat cobaan yang ekstrem, dia akan berubah menjadi sebuah pribadi yang jauh lebih berharga dan berkualitas. Saya pribadi sejalan dengan pemikiran ini. Bahkan beberapa kali saya benar-benar merasakan sensasi perubahan karena kondisi ekstrem semacam ini. Bahwa problem-problem dalam kehidupan itu adalah benar-benar sebagai tempaan bagi diri kita yang output-nya adalah pribadi yang lebih berkualitas. Namun saya punya satu poin di sini: kita bukan batu! Kalau intan sudah mencapai fasenya sebagai intan, selesai sudah. Selamanya akan jadi intan. Tetapi kita manusia, dinamika kehidupan akan terus berlaku pada diri kita. Steady state tak akan pernah benar-benar kita alami sebelum kematian datang. Selesainya suatu problem atau beberapa problem sekaligus bukanlah suatu titik selesai yang hakiki. Justru pada saat itu –waktu luang–, adalah saat-saat yang rawan bagi kita untuk kembali ke fase semula karena kelalaian ataupun karena memperturutkan kemauan diri dan tidak mempedulikan tanggung jawab yang akan datang.

Beberpa waktu yang lalu, benar-benar saya alami. Bahwa waktu luang itu adalah sesuatu yang benar-benar sangat mematikan. Ternyata, situasi di luar zona nyaman itu harus terus-menerus kita pertahankan agar kecepatan pikiran dan perjalanan hidup ini bisa kita pertahankan dalam keadaan yang stabil. Kalau kita melihat motor, dari berhenti untuk mencapai kecepatan tetentu dibutuhkan tenaga yang besar. Berbeda dengan untuk mempertahankan kecepatan tertentu. Begitu pula kita, saat dinamika kehidupan dan lintasan pikiran ini mulai melambat, untuk mempercepatnya lagi butuh energi ekstra. Bahkan mungkin untuk mencapai keadaan semula yang telah susah payah dicapai, berkali-kali ditemui kegagalan karena lemahnya tekad dan kuatnya gangguan dari luar.
Jadi, untuk kita, pejuang kehidupan, rehat itu perlu. Tetapi mengetahui keadaan dan kapasitas diri adalah sesuatu yang sangat vital untuk menjaga agar proses untuk mencapai kondisi dinamis sebelumnya tidak terlampau sulit atau bahkan tidak mungkin.

*menyelesaikan beberapa unit laporan praktikum dalam sehari semalam.

Monday, May 6, 2013

Friday, May 3, 2013

Berbicara dengan Orang yang Tepat

Manusia sebagai makhluk sosial tentu sangat butuh dengan yang namanya komunikasi. Dalam proses komunikasi, banyak metode dalam mnyampaikan aspirasi kita, seperti dengan tulisan, bahasa tubuh, dan pembicaraan tentunya. Berbicara ini ternyata dapat menimbulkan masalah tersendiri ketika pembicaraan kita didengar oleh orang yang tidak semestinya. Pendengar yang tidak semestinya di sini bukan dalam konteks orang yang mencuri dengar tentunya, namun konteks pendengar yang tidak tepat di sini adalah orang yang ikut dalam diskusi yang kita terlibat di dalamnya, namun tidak dalam kapasitas untuk mendengar apa yang akan kita sampaikan.

Tidak dalam kapasitas sendiri ada beberapa macam, namun yang akan kita bahas adalah orang yang tidak memiliki kapasitas untuk memahami, apakah diskusi yang sedang kita lakukan adalah layak untuk diketahui semua orang, orang-rang tertentu, atau hanya sebatas untuk diketahui oleh orang yang hadir dalam diskusi tersebut. Disadari atau tidak, orang semacam ini dapat membawa masalah, bahkan masalah besar dalam sebuah komunitas. Seperti informasi prematur, ketidakadilan dalam penyampaian informasi, dan penyalahartian informasi yang dapat berujung  kepada rusaknya kekompakan atau solidaritas suatu komunitas.

Masalah tentang orang yang yang tepat dalam diskusi memang bukan masalah baru dalam kehidupan bermasyarakat. Hampir selalu ada orang semacam ini dalam setiap diskusi jika kita tidak jeli dalam membawa arah diskusi. Atau bahkan mungkin kita sendiri sering menjadi seorang yang tidak tepat ada dalam sebuah diskusi karena kurangnya kontrol terhadap diri sendiri. Di sini kita dituntut untuk peka dan kritis terhadap keadaan orng-orang yang hadir di dalam diskusi dan juga topik diskusi itu sendiri.

Terkadang diskusi benar-benar terarah dan sudah memiliki satu tema yang disepakati. Diskusi semacam ini relatif lebih “aman” karena setiap anggota diskusi paling tidak sadar kalau diskusi yang sedang berlangsung adalah diskusi sebagaimana yang telah disepakati. Seandainya hasilnya adalah untuk diketahui orang-orang tertentu, tentu yang hadir telah menyadari. Akan tetapi terkadang kita terlibat dalam diskusi yang itu memang insidental dan tidak ada kesepakatan sebelumnya. Dalam kondisi semacam ini, kita dituntut jeli dalam mengamati orang-orang yang hadir. Apakah mereka sesuai dengan apa yang akan kita utarakan. Juga, kita dituntut untuk berhati-hati dalam menyampaikan suatu hal. Apakah yang akan kita sampaikan memang dapat membawa pengaruh positif jika kita sampaikan dalam forum, apakah yang akan kita sampaikan mungkin dapat diterima oleh orang yang hadir?

Sebaliknya jika kita sebagai obyek dari suatu informasi yang sedang diungkapkan dalam sebuah diskusi bebas, hendaknya kita menimbang-nimbang apakah apa yang sedang dipaparkan itu untuk yang hadir saja atau boleh diberitahukan ke yang lain selain yang hadir. Akhirnya itu semua kembali kepada diri kita masing-masing. Apakah kita termasuk orang yang peka dan kritis sebagai orang yang didengar? Apakah kita sudah cukup mengerti, sebagai pendengar untuk menyikapi apa yang kita dengar? Kadang kala diam itu jauh lebih baik. Baik itu sebelum berbicara, ataupun setelah mendengar.  

Wednesday, May 1, 2013

Pembangkitan (1) - Boiler

Sedikit berbagi tentang boiler pada pembangkitan tenaga listrik. Di pembangkit listrik tenaga uap, air ketel dipanasi hingga fasenya berubah ke uap jenuh di dalam boiler. Berikut ilustrasi sederhana mekanisme pemanasan air di boiler.

Gambar di atas adalah ilustrasi untuk sirkulasi alamiah. Saat sirkulasi alamiah tidak bisa diandalkan lagi, dipakai forced circulation. Mengapa? Pada tekanan yang semakin tinggi, selisih berat jenis air dengan saturated steam akan semakin kecil. Hal ini akan menyebabkan sirkulasi alamiah tidak efektif lagi. Oleh karena itu dipakai sirkulasi paksa yakni dengan memasang pompa pada downcomer untuk menarik air ketel dan mendorong campuran uap dan air melalui pipa dan riser.

Monday, April 29, 2013

Sudut Pandang


Mencoba memandang dari sudut pandang lain. Sebuah kalimat yang mungkin tidak sering muncul di benak kita, pemuda. Terlebih saat suatu hal itu berkaitan dengan kepentingan pribadi kita. Seakan-akan tertutup sudah tentang berbagai pertimbangan lain yang mungkin jauh lebih brilian dari apa yang kita kira.

Mungkin suatu saat kita pernah mengalami, orang tua kita terasa begitu mengekang, atau ketua kelompok memberikan kebijakan yang tidak masuk akal menurut kita. Atau mungkin sahabat kita sendiri yang terasa begitu tua karena ucapannya terkesan menggurui. Kawan, mungkin saja pada saat itu kita sedang terjebak dalam kotak sempit pikiran sesaat yang sulit dikendalikan sehingga terucap kata-kata menyakitkan yang berusaha menolak apa yang sedang diwasiatkan, disediakan untuk mengarahkan, atau dinasihatkan kepada kita oleh orang-orang istimewa di sekitar kita.

Terkadang sesuatu yang dahulunya kita tentang habis-habisan baru kita sadari kebaikannya saat kita merasakan menjadi seseorang pada posisi yang dahulu menasihati kita. Terkadang perkataan "oh iya ya, ternyata...." baru muncul dari mulut kita saat semua telah terjadi dan tak ada gunanya menyesal karena telah terlambat. Memang sering terjadi, sangat sering. Saya tak terkecuali, sering sekali saya merasa menyesal telah berbuat begini, merasa bersalah telah begini tidak mendengar saran itu, tidak mematuhi perintah itu. Tapi satu hal yang perlu kita ketahui, bahkan penyesalan itu pun terkadang bukanlah suatu kesia-siaan. Selama nafas masih berhembus, penyesalan akan jadi sebuah pelajaran. Meskipun yang telah terjadi tak mungkin dapat diulang, namun setidaknya kesalahan yang sama tak terulang.

Kawan, bukan bermaksud menggurui, tapi memang hal demikian sering terjadi. Terjadi di sekeliling kita, bahkan pada diri kita sendiri. Mencoba memahami dengan lebih baik, memandang dari sudut pandang yang lebih luas, dengan fikiran yang lebih jernih, dan optimis dengan apa yang kita ambil dan putuskan, melangkah selangkah demi selangkah menyongsong sebuah perbaikan diri dan kualitas masyarakat yang lebih baik. Menghargai nasihat dan pengalaman, menghormati sebuah keputusan, dan menerima sebuah ungkapan kasih sayang, terkadang perlu dilakukan dengan lapang dada sembari mengingat bahwa diri ini masih perlu banyak belajar dan mengamati dan tidak terjebak dalam sebuah pola fikir yang sempit dan kaku. Terimakasih untuk bersedia melihat dari sudut pandang saya :)

Sunday, April 28, 2013

Open Recruitment Panitia FDK 2013



Forum dinamika kampus atau biasa disingkat FDK, merupakan event tahunan yang diselenggarakan oleh keluarga mahasiswa teknik elektro dan teknologi informasi FT UGM dalam rangka menyambut mahasiswa baru. Di beberapa tahun sebelumnya diselenggarakan selama kurang lebih dua bulan, dan acara diselenggarakan pada akhir pekan. FDK dipandang sangat penting sebagai gerbang awal mahasiswa baru untuk mengenal jurusan dan teman-teman sejurusannya. Selain sebagai sarana melatih soft skill bagi panitia, acara ini juga sebagai bentuk kepedulian angkatan atas dengan mahasiswa baru sebagai adik angkatan serta perpanjangan tangan jurusan untuk membentuk pembelajar yang siap menghadapi kehidupan perkuliahan dan dinamikanya.

Hari ini, 27/04/2013 dilaksanakan open recruitment resmi organizing comittee FDK 2013. Kegiatan Oprec dilaksanakan di lingkungan jurusan TETI. Ada beberpa divisi yang mengadakan oprec pada hari ini, termasuk acara, pemandu, dan pubdekdok. Kegiatan berjalan cukup lancar. Dari hasil wawancara dengan beberapa pendaftar, didapati beberapa hasil yang unik mengenai kepribadian dan karakteristik mereka dalam menanggapi masalah. Sangat terlihat bagaimana dinamika kampus dapat membentuk karakter seseorang. Di sini pula letak pentingnya acara ini, agar dinamika kampus tidak membawa para mahasiswa baru ke arah yang negatif dan dapat memotivasi untuk terus mengembangkan diri ke arah yang positif.

Ini merupakan tahap awal dari sebuah tekad dan visi untuk lebih baik. Banyak bermunculan ide-ide menarik dan fresh. Harapan baru bermunculan untuk generasi yang lebih baik kedepannya. Saya pun ikut berharap dengan adanya acara ini, akan menjadi sebuah titik tolak bagi terbentuknya kualitas sumber daya manusia yang lebih baik, lebih beretika, cinta jurusan, dan respect dengan yang lebih tua.

Kopdar TDA Jogja


Nama acara      : Kopdar TDA Jogja with freelancer.co.id "Turning Your Talent into Your Business"
Tempat             : EDU Hostel Jogja
Alamat              : Jl Letjen Suprapto No 17, Ngampilan, Yogyakarta
Waktu              : 18.00-22.00 WIB

Hari ini (26/4) alhamdulillah diberi kesempatan untuk hadir di event yang cukup menarik: Kopdar TDA Jogja with freelancer.co.id dengan tema " Turning Your Talent into Your Business". Pertama kali kenal istilah kopi darat, acara ini sesuai dengan ekspektasi saya. Ada kopi dan teh yang bisa diambil bebas oleh peserta. Atau mungkin di atas ekspektasi saya, ada fasilitas dinernya! Tapi, yang terpenting di situ ada sesi utama berupa sharing bersama tiga orang pembicara yang spesial. Pembicaranya antara lain adalah pak A. Noor Arif (owner Dagadu), Bu Elma dari freelancer.co.id, dan mas Prayudi Wijaya (seorang user yang telah menempati top ten user se-Indonesia).



Pembicara pertama: Ahmad Noor Arif (owner Dagadu)
Di awal sesi, beliau yang lulusan arsitektur UGM angkatan '95 ini, sedikit menceritakan tentang quote yang sering muncul dalam dunia kreatif. Selain itu beliau juga mengulas tentang pembajakan. Salah satu faktornya adalah pembajakan memiliki resiko dan biaya yang lebih rendah karena tidak perlu membayar biaya riset dan sebagainya.

Dalam presentasi beliau, beliau sedikit menjelaskan tentang manajemen HKI (sebuah siklus) yakni sebagai berikut:
1. Creation
2. Protectin
3. Exploitation

Di akhir materi beliau sedikit menjelaskan tentang prinsip "ngopi" ala jogja yakni niteni (mengamati), nirokake (meniru), dan nambahi (menambahi/improvisasi). Materi ditutup dengan sebuah quote dari Albert Einstein: the secret to creativity is knowing to hide your source

Pemateri kedua yaitu bu Helma dari Freelancer.co.id. Beliau tidak terlalu banyak memaparkan tentang tips dalam kewirausahaan, namun lebih menekankan pada poin bahwa setiap orang itu bisa memulai dengan apapun keadaannya. Kata kuncinya adalah: banyak orang bertalent tidak punya guts untuk memulai bisnis mereka padahal sebenarnya mereka mampu. penyebabnya di antaranya: skill yang belum terdevelop dengan baik, tidak punya modal, dan belum punya network.



Beliau menyampaikan beberapa pesan dalam memulai bisnis dari keahlian kita sendiri. kata kuncinya, menemukan titik potensi terbaik kita dan juga tentang memanfaatkan internet. Pesan beliau kurang lebih semacam ini: dont just facebook on internet, earn some money!

Bu Elma selaku pihak dari freelancer.co.id juga memaparkan sedikit tentang sistem yang dijalankan di freelance.co.id, kurang lebih seperti ini: pemilik proyek mempublikasikan proyeknya, kemudian freelancer mengerjakan proyek dan mengajukan tingkat pembayaran. Sudah OK, sebelum pemilik proyek menerima hasil, mereka terlebih dahulu menyetor ke freelancer.co.id. Ini untuk menjaga para freelancer agar tidak terjadi kejadian fake project. menurut saya ini merupakan sistem yang cukup sederhana. Tapi sistem yang sederhana pun pasti butuh proses untuk bisa mencapai kesuksesan seperti saat ini.

Pembicara terakhir yaitu mas Prayudi Wijaya, seorang freelancer yang saat ini bisa dibilang sukses dalam dunia freelance online. Mas Yudi menuturkan, bahwa dulu ia sempat kuliah tapi keluar karena tidak ada dana. Kemudian setelah bekerja dan menabung, kuliah lagi tahun 2008 dan lulus tahun 2012. Ia menuturkan kalau ia memilih jadi freelancer pada awalnya untuk mendapatkan dana hidup selama kuliah. kuliah. Pekerjaan sebagai freelancer ini kemudian ditekuninya sampai saat ini.Project yg dijalani bermacam-macam dari yg masih kecil-kecilan, sampai proyek besar. Bahkan ada beberapa project yg hanya kelihatan sepele namun dapat penghasilan cukup banyak.

Acara ditutup dengan sesi tanya jawab. Peserta sangat antusias untuk mengajukan pertanyaan. Beberapa pertanyaan diajukan termasuk tentang beberapa hal berkaitan dengan freelancer.co.id. Untuk sesi tanya jawab ada satu hal yang cukup memarik bagi saya, yakni tips dari pak Arif. Kurang lebih beliau memaparkan seperti ini: biasanya desain hanya memperkaya kemampuan desain. Tetapi, permasalahnnya sebenarnya adalah keluaran apa yg akan kamu desain muatan apa yg akan kamu sampaikan. Beberapa hal dibutuhkan bagi desiner untuk mengasah itu, membaca buku, jalan-jalan, ke sekaten misalnya, dan melakukan pengamatan secara mendetail dan komperhensif. Beliau juga menuturkan tentang pengalamannya di Dagadu sempat beberapa kali mengundang orang yang ahli di bidangnya, untuk memaparkan muatan-muatan yang diperlukan untuk bahan desain. Beliau juga menuturkan, sebenarnya desain tidak ada hubungannya dengan mood. Keadaan itu bisa dibuat. Dan satu lagi tentang dua segmen apakah bisa dilayani dengan satu nama, dan beliau jawab jangan. Menurut saya ini masuk akal, kalau segmen yang berbeda memiliki satu brand yang sama, tentu akan mengakibatkan konsumen pada segmen-segmen tersebut tidak nyaman. Di segmen menengah ke atas misalnya, tentu tidak nyaman ketika ternyata brand yang ia beli dapat diperoleh dengan harga yang jauh lebih murah karena memang ada segmen lain yang disasar oleh brand tersebut.

Acara ditutup dengan pengumuman hasil lomba foto dan tweet serta pengundian sebuah smart phone. Cukup panjang memang, dari jam 18.00 sampai hampir 22.00 beberapa sesi dilalui (termasuk diner) tetapi, yang didapat sangat luar biasa. Terlebih lagi acara ini 100% gratis! Semoga acara-acara semacam ini lebih banyak diadakan yakni untuk pengembangan diri, meningkatkan kepercayaan diri, dan mempercepat proses menuju kemandirian bangsa tentunya.

Thursday, April 25, 2013

Setiap Bagiannya adalah Proses

Alhamdulillah masih diberi kesempatan untuk dapat menghirup udara di atmosfer bumi tercinta. Artinya peluang masih terbuka lebar untuk kita mengejar asa. Tanpa kita sadari, semuanya terus berlalu. Bahkan saat kita sadari pun, waktu terus berjalan. Semua yang mengiringinya (waktu yang kita lalui) adalah bagian dari kehidupan yang sedang kita jalani.

Hidup ini ternyata unik. Tidak semua pejalan kehidupan memiliki persepsi yang sama tentang kehidupan itu sendiri. Ada yang hidup dengan kerja keras dan komitmen, ada yang hidup dengan badannya saja untuk perut dan kemaluan. Ada yang hidup diatas kerikil dan batu kenyataan dan ada, yang hidup di bawah payung angan-angan. Unik

Hidup ini unik. Setiap bagiannya adalah proses. Bahkan kesuksesannya pun adalah proses. Proses dimana ujungnya adalah ujung nafas yang berhembus. Dan kesuksesannya yang hakiki , dinilai setelahnya. Dan ini, adalah bagian dari proseku.

Hidup ini unik. Bermacam-macam proses dijalani oleh pejalan kehidupan. Ada yang terus-menerus berusaha. Ada yang cukup puas dengan hasil sementara yang didapat, kemudian terlena dan jatuh. Kompetisi akan selalu ada, dari tahap awal berkompetisi, berhasil. Ditahap berikutnya, berkompetisi, berhasil. Dan kadang kala kita sudah cukup nyaman dengan proses keberhasilan semu yang telah dicapai. Hingga tanpa disadari, kita berhenti dan kehilangan arah.

Kawan, tidak ada yang tidak lelah di dunia ini. Saat kamu sampai pada suatu tingkat, tetaplah teguh dalam perjuangan, karena ini semua masih, jadi bagian dari proses. Ingatkan aku juga, dikala dalam menapaki jalan ini, ternyata aku kehilangan arah. Ingatkan aku untuk terus berusaha untuk kemuliaan di akhir hayat. Sampai ke puncak diri. Terus dan terus berusaha. Dan satu hal untuk dicamkan bersama, puncak gunung tidak dicapai dengan jalan yang lurus dan landai.

Wednesday, April 24, 2013

Menghabiskan Waktu di Gedung Jurusan (Part 1)


Beberapa malam akhir-akhir ini sering saya sempatkan untuk datang ke gedung jurusan. Bukan karena suatu alasan yang jelas memang. Biasanya saya berdalih mencari koneksi internet yang cepat. Namun tanpa terfikir dengan hitungan pasti, duduk di sini ternyata mmemberikan sensasi unik yang mungkin tidak dapat dirasakan di tempat dan saat lain. Semacam rasa nyaman dan terasa begitu biasa. Yah meskipun tak senyaman dan sesejuk masjid, namun ada banyak hal yang saya rasakan selama meresapi pengalaman menghabiskan waktu dua jam sebelum portal fakultas ditutup.


Akses internet super cepat 

Mungkin tidak untuk setiap orang, tapi kecepatan download hingga 2 Mbps adalah pengalaman berinternet yang sangat menyenangkan. Apalagi untuk mengunduh file-file besar semacam e-book tebal hasil scan. Akses internet di atas kebiasaan memang tidak dapat diperoleh selama 24 jam sehari. Mengingat kebutuhan internet di jurusan yang tinggi dan banyaknya jumlah mengguna hot-spot di sini.


Suasana tenang

Tidak seperti di siang hari, gedung lantai tiga di malam hari cukup sepi dari orang berlalu lalang. Memungkinkan dan sangat mendukung untuk pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi penuh. Di temani suara dengung lampu TL dan sedikit berisik dari beberapa mahasiswa lain yang sedang mengerjakan tugas maupun kegiatan lain, suasana seakan bertambah lengkap dan harmonis. Seakan-akan berada di pinggir danau ditemani suara burung dan air yang bergoyang karena hembusan angin.


Inspirasi-inspirasi spontan

Mungkin karena embel-embel akademis yang terpampang, aura yang timbul di sini juga ikut mempengaruhi oarng yang berada di dalamnya. Entah mengapa, di tempat ini sering muncul ide-ide baru yang tak pernah terpikir di balik tembok kamar. 


Saya bersyukur dengan apa yang ditetapkan untuk saya sampai saat ini. Salah satunya bisa belajar di jurusan ini. Banyak hal yang saya temui dan dapat saya rasakan. Semua yang telah berlalu di sini, dan mungkin akan ada banyak hal lagi yang akan saya temukan di sini. Alhamdulillah. Tertarik mencoba?

Tuesday, April 23, 2013

Pulang



Pernahkah suatu ketika kamu merasa sangat jengkel dengan orang tuamu? Mungkin saat kamu sedang asyik dengan permainanmu, atau kegiatanmu, mereka memanggilmu. Pernahkan kamu merasa adanya mereka seakan tidak ada? Merasa keberadaan mereka tidaklah penting? Atau pernahkah kamu merasa kebersamaan dengan mereka bukanlah suatu kegiatan yang produktif?
Sahabatku, janganlah begitu. Telah lupakah kamu siapa kamu? Siapa mereka? Bagaimana awalmu? Bagaimana susah payah mereka? Coba kita renungkan kembali keadaan kita. Dan keadaan mereka.

Dia yang melahirkanmu
Saya belum pernah merasakan melahirkan seorang anak. Ya, tentu, karena saya seorang laki-laki. Akan tetapi, proses itu bukanlah sesuatu yang sepele. Data ilmiah bagaimana proses itu, dan resiko menjalaninya sudah bukan menjadi sesuatu yang layak dipertanyakan. Itu pada proses akhirnya engkau lahir. Belum berbulan-bulan ibu mengandung kita. Membawa kita kemanapun ia pergi. Ingat berapa berat badanmu saat lahir? Mungkin sekitar 3,5 kg. Bayangkan beban itu menempel di perutmu, bukan dengan tangan. Dengan bagiann perut. Bukan hal yang remeh.

Mereka yang mengajarimu
Ingatkah apa yang kita bawa saat lahir? Baju? Ensiklopedia? Atau jurnal mutakhir? Sekali-kali tidak! Bahkan kita tak membawa apapun. Mereka, orang tua kita yang menjadi sebab pengetahuan paling awal bagi kita hingga saat ini. Apakah kamu mau meragukan kesabaran mereka mendidikmu hingga saat ini kamu mampu membaca tulisan ini? Saya tidak pernah merasa itu sesuatu yang pantas.
Mereka adalah sebab diatara sebab yang mengatarkanmu sampai ke tingkatanmu saat ini. Bahkan mungkin mereka adalah sebab terbesar yang Allah kehendaki dalam menuntunmu sampai kepada pencapaianmu saat ini.

Akan tetapi bagaimana kita saat ini kepada mereka? Bahkan setitik jasa ibu belum mampu kita balas. Namun terkadang dengan congkaknya kita berkata, “Ah ibu” saat ibu menasihatkan nilai-nilai kehidupan. Atau “Bapak ini, saya sedang sibuk. Mana sempat?” saat ia menanyakan kepulanganmu.

Terkadang kita bahkan mengatakan kalimat –yang menurut saya kejam– kepada bapak ibu kita saat mereka menelfon kita, “Nak, kapan pulang? Kami merindukanmu.”: “Pak, saya ini mahasiswa sibuk. Utusan rakyat. Kalau saya pulang, waktu saya akan terbuang dengan sesuatu yang tidak produktif.” Sungguh terkadang saya merasa bersalah juga dengan diri saya sendiri saat bapak menelfon, “Le –panggilan untuk anak laki-laki di jawa- akhir pekan ini pulang tidak?” dan harus menjawab “tidak” karena begitu banyak tugas yang menumpuk di kampus. Sering terbersit di pikiran saya, siapa orang-orang kampus ini? Siapa orang tua saya? Bapak ibu selalu ada meluangkan waktu untuk kita. Terutama ibu, 24 jam sehari 7 hari sepekan mereka meluangkan waktu untuk kita di awal-awal kehidupan kita. Namun bagaimana kita? Meluangkan waktu dua hari dari tujuh hari dalam seminggu pun tak mau (untuk yang mampu). Jadi bagaimana? Apa sebanding? Meskipun melihat wajah kita dalam waktu 48 jam itu sudah terasa begitu menghibur mereka.

Yah, semua berpulang kepada bagaimana kita, apa kita, dan di mana kita? Kalau saya ditanya, pasti saya ingin sekali tetap berada di sisi mereka saat ini. Meskipun semuanya telah terlanjur terjadi. Alhamdulillah bapak dan ibu msih ada di rumah. Dalam hati ini selalu, ingin cenderung untuk memprioritaskan mereka. Selalu diri ini berbisik, “Kapan lagi? Pulanglah! Aku tidak mau menyesal di saat tidak ada lagi tujuan untuk pulang di dunia ini. Saat sapaan Pak dan Bu tidak lagi mendapat balas senyum hangat.”

Sunday, April 21, 2013

Mengapa Tegangan Tinggi Penting?


Mungkin kita pernah bertanya-tanya mengapa tegangan di saluran transmisi PLN dibuat bertegangan sangat tinggi? 20 kV, 150 kV, 200 kV, 500 kV, dsb. Mengapa tidak dibuat 220 V saja langsung? Sebenarnya ada beberapa alasan yang mendasari tegangan tersebuat dibuat tinggi. Salah satunya adalah yang akan dipaparkan secara sederhana berikut.

Power losses
Saat arus melewati suatu penghantar, maka sebagaian daya yang dikirim akan terdisipasi pada penghantar itu sendiri disebabkan penghantar memiliki tahanan dalam, terlebih lagi untuk penghantar yang sangat panjang. Daya yang terdisipasi pada penghantar ini berbanding lurus kuadratis dengan arus dan linear terhadap hambatan. Daya yang terdisipasi pada penghantar ini tidak akan sampai pada konsumen sehingga akan merugikan. Semakin tinggi power losses ini, efisiensi akan semkin rendah.

Sebuah kasus
Misalkan di suatu daerah memiliki kebutuhan daya sebesar 900 Mwatt. Tegangan yangdigunakan untuk transmisi sebesar 30 kV. Jika hambatan pada pernghantar diasumsikan sebesar 100 ohm, maka dapat dihitung power losses yang terjadi sebagai berikut:
Arus yang mengalir pada penghantar untuk kebutuhan daya 900 Mwatt:


Jadi arus yang mengalir pada penghantar untuk kebutuhan daya tersebut, adalah sebesar 30 kA. Kemudian, power losses pada penghantar dapat dihitung sebagai berikut:


Dari perhitungan, tampak losses yang begitu besar dibandingkan dengan kebutuhan daya pada termpat tersebut. Lalu bagaimana agar losses yang terjadi dapat dimiimalkan? Untuk penghantar yang sama, maka dapat ditempuh dengan beberapa jalan. Dengan melihat ke persamaan 2, dapat kita perkirakan, untuk menurunkan Plosses maka I harus diturunkan. Lalu bagaimana agar I dapat diperkecil? Dari persamaan 1, dapat kita simpulkan untuk memperkecil I, dengan kebutuhan daya tetap, maka V harus dinaikkan karena V berbanding terbalik dengan I. Misal kita ganti tegangan V dengan 150 kV, perhitungannya sebagai berikut:



Kesimpulan
Tampak losses pada perhitungan kedua lebih kecil daripada losses pada perhitungan pertama. Jadi dapat kita simpulkan, tegangan tinggi pada penyaluran listrik penting disebabkan tegangan yang lebih tinggi dibutuhkan untuk mendapatkan losses daya yang lebih kecil pada penghantar.


Referensi:
http://www.pln.co.id/p3bjawabali/?p=454