Monday, April 29, 2013

Sudut Pandang


Mencoba memandang dari sudut pandang lain. Sebuah kalimat yang mungkin tidak sering muncul di benak kita, pemuda. Terlebih saat suatu hal itu berkaitan dengan kepentingan pribadi kita. Seakan-akan tertutup sudah tentang berbagai pertimbangan lain yang mungkin jauh lebih brilian dari apa yang kita kira.

Mungkin suatu saat kita pernah mengalami, orang tua kita terasa begitu mengekang, atau ketua kelompok memberikan kebijakan yang tidak masuk akal menurut kita. Atau mungkin sahabat kita sendiri yang terasa begitu tua karena ucapannya terkesan menggurui. Kawan, mungkin saja pada saat itu kita sedang terjebak dalam kotak sempit pikiran sesaat yang sulit dikendalikan sehingga terucap kata-kata menyakitkan yang berusaha menolak apa yang sedang diwasiatkan, disediakan untuk mengarahkan, atau dinasihatkan kepada kita oleh orang-orang istimewa di sekitar kita.

Terkadang sesuatu yang dahulunya kita tentang habis-habisan baru kita sadari kebaikannya saat kita merasakan menjadi seseorang pada posisi yang dahulu menasihati kita. Terkadang perkataan "oh iya ya, ternyata...." baru muncul dari mulut kita saat semua telah terjadi dan tak ada gunanya menyesal karena telah terlambat. Memang sering terjadi, sangat sering. Saya tak terkecuali, sering sekali saya merasa menyesal telah berbuat begini, merasa bersalah telah begini tidak mendengar saran itu, tidak mematuhi perintah itu. Tapi satu hal yang perlu kita ketahui, bahkan penyesalan itu pun terkadang bukanlah suatu kesia-siaan. Selama nafas masih berhembus, penyesalan akan jadi sebuah pelajaran. Meskipun yang telah terjadi tak mungkin dapat diulang, namun setidaknya kesalahan yang sama tak terulang.

Kawan, bukan bermaksud menggurui, tapi memang hal demikian sering terjadi. Terjadi di sekeliling kita, bahkan pada diri kita sendiri. Mencoba memahami dengan lebih baik, memandang dari sudut pandang yang lebih luas, dengan fikiran yang lebih jernih, dan optimis dengan apa yang kita ambil dan putuskan, melangkah selangkah demi selangkah menyongsong sebuah perbaikan diri dan kualitas masyarakat yang lebih baik. Menghargai nasihat dan pengalaman, menghormati sebuah keputusan, dan menerima sebuah ungkapan kasih sayang, terkadang perlu dilakukan dengan lapang dada sembari mengingat bahwa diri ini masih perlu banyak belajar dan mengamati dan tidak terjebak dalam sebuah pola fikir yang sempit dan kaku. Terimakasih untuk bersedia melihat dari sudut pandang saya :)

No comments:

Post a Comment