Mencoba memandang dari sudut pandang lain. Sebuah
kalimat yang mungkin tidak sering muncul di benak kita, pemuda. Terlebih saat suatu
hal itu berkaitan dengan kepentingan pribadi kita. Seakan-akan tertutup sudah tentang
berbagai pertimbangan lain yang mungkin jauh lebih brilian dari apa yang kita kira.
Mungkin suatu saat kita pernah mengalami, orang
tua kita terasa begitu mengekang, atau ketua kelompok memberikan kebijakan yang
tidak masuk akal menurut kita. Atau mungkin sahabat kita sendiri yang terasa begitu
tua karena ucapannya terkesan menggurui. Kawan, mungkin saja pada saat itu kita
sedang terjebak dalam kotak sempit pikiran sesaat yang sulit dikendalikan sehingga
terucap kata-kata menyakitkan yang berusaha menolak apa yang sedang diwasiatkan,
disediakan untuk mengarahkan, atau dinasihatkan kepada kita oleh orang-orang istimewa
di sekitar kita.
Terkadang sesuatu yang dahulunya kita tentang
habis-habisan baru kita sadari kebaikannya saat kita merasakan menjadi seseorang
pada posisi yang dahulu menasihati kita. Terkadang perkataan "oh iya ya, ternyata...."
baru muncul dari mulut kita saat semua telah terjadi dan tak ada gunanya menyesal
karena telah terlambat. Memang sering terjadi, sangat sering. Saya tak terkecuali,
sering sekali saya merasa menyesal telah berbuat begini, merasa bersalah telah begini
tidak mendengar saran itu, tidak mematuhi perintah itu. Tapi satu hal yang perlu
kita ketahui, bahkan penyesalan itu pun terkadang bukanlah suatu kesia-siaan. Selama
nafas masih berhembus, penyesalan akan jadi sebuah pelajaran. Meskipun yang telah
terjadi tak mungkin dapat diulang, namun setidaknya kesalahan yang sama tak terulang.
Kawan, bukan bermaksud menggurui, tapi memang
hal demikian sering terjadi. Terjadi di sekeliling kita, bahkan pada diri kita sendiri.
Mencoba memahami dengan lebih baik, memandang dari sudut pandang yang lebih luas,
dengan fikiran yang lebih jernih, dan optimis dengan apa yang kita ambil dan putuskan,
melangkah selangkah demi selangkah menyongsong sebuah perbaikan diri dan kualitas
masyarakat yang lebih baik. Menghargai nasihat dan pengalaman, menghormati sebuah
keputusan, dan menerima sebuah ungkapan kasih sayang, terkadang perlu dilakukan
dengan lapang dada sembari mengingat bahwa diri ini masih perlu banyak belajar dan
mengamati dan tidak terjebak dalam sebuah pola fikir yang sempit dan kaku. Terimakasih
untuk bersedia melihat dari sudut pandang saya :)
No comments:
Post a Comment