Manusia sebagai makhluk sosial tentu sangat butuh dengan
yang namanya komunikasi. Dalam proses komunikasi, banyak metode dalam
mnyampaikan aspirasi kita, seperti dengan tulisan, bahasa tubuh, dan
pembicaraan tentunya. Berbicara ini ternyata dapat menimbulkan masalah
tersendiri ketika pembicaraan kita didengar oleh orang yang tidak semestinya.
Pendengar yang tidak semestinya di sini bukan dalam konteks orang yang mencuri
dengar tentunya, namun konteks pendengar yang tidak tepat di sini adalah orang
yang ikut dalam diskusi yang kita terlibat di dalamnya, namun tidak dalam
kapasitas untuk mendengar apa yang akan kita sampaikan.
Tidak dalam kapasitas sendiri ada beberapa macam, namun yang
akan kita bahas adalah orang yang tidak memiliki kapasitas untuk memahami,
apakah diskusi yang sedang kita lakukan adalah layak untuk diketahui semua
orang, orang-rang tertentu, atau hanya sebatas untuk diketahui oleh orang yang
hadir dalam diskusi tersebut. Disadari atau tidak, orang semacam ini dapat
membawa masalah, bahkan masalah besar dalam sebuah komunitas. Seperti informasi
prematur, ketidakadilan dalam penyampaian informasi, dan penyalahartian informasi
yang dapat berujung kepada rusaknya
kekompakan atau solidaritas suatu komunitas.
Masalah tentang orang yang yang tepat dalam diskusi memang
bukan masalah baru dalam kehidupan bermasyarakat. Hampir selalu ada orang
semacam ini dalam setiap diskusi jika kita tidak jeli dalam membawa arah
diskusi. Atau bahkan mungkin kita sendiri sering menjadi seorang yang tidak
tepat ada dalam sebuah diskusi karena kurangnya kontrol terhadap diri sendiri. Di
sini kita dituntut untuk peka dan kritis terhadap keadaan orng-orang yang hadir
di dalam diskusi dan juga topik diskusi itu sendiri.
Terkadang diskusi benar-benar terarah dan sudah memiliki satu
tema yang disepakati. Diskusi semacam ini relatif lebih “aman” karena setiap
anggota diskusi paling tidak sadar kalau diskusi yang sedang berlangsung adalah
diskusi sebagaimana yang telah disepakati. Seandainya hasilnya adalah untuk
diketahui orang-orang tertentu, tentu yang hadir telah menyadari. Akan tetapi
terkadang kita terlibat dalam diskusi yang itu memang insidental dan tidak ada
kesepakatan sebelumnya. Dalam kondisi semacam ini, kita dituntut jeli dalam mengamati
orang-orang yang hadir. Apakah mereka sesuai dengan apa yang akan kita
utarakan. Juga, kita dituntut untuk berhati-hati dalam menyampaikan suatu hal. Apakah
yang akan kita sampaikan memang dapat membawa pengaruh positif jika kita
sampaikan dalam forum, apakah yang akan kita sampaikan mungkin dapat diterima
oleh orang yang hadir?
Sebaliknya jika kita sebagai obyek dari suatu informasi yang
sedang diungkapkan dalam sebuah diskusi bebas, hendaknya kita menimbang-nimbang
apakah apa yang sedang dipaparkan itu untuk yang hadir saja atau boleh
diberitahukan ke yang lain selain yang hadir. Akhirnya itu semua kembali kepada
diri kita masing-masing. Apakah kita termasuk orang yang peka dan kritis
sebagai orang yang didengar? Apakah kita sudah cukup mengerti, sebagai
pendengar untuk menyikapi apa yang kita dengar? Kadang kala diam itu jauh lebih
baik. Baik itu sebelum berbicara, ataupun setelah mendengar.
No comments:
Post a Comment