Saya selalu mengira bahwa setiap orang memiliki meja kerjanya masing-masing. Seorang direktur punya meja kerjanya sendiri di ruangannya, seorang karyawan perkantoran memiliki meja kerjanya di kubikel-kubikelnya masing-masing, bahkan tukang becak memiliki meja kerjanya sendiri, ya, becaknya.
Sering kali kita dapati meja kerja kita berubah menjadi tak seperti pada saat pertama kali ia ditata di ruangan atau tempat kerja. Seiring bergantinya detik demi detik, hari demi hari, meja itu seakan berubah menjadi semakin berantakan karena berbagai kegiatan yang sudah kita lakukan atau karena ada banyak "sisa-sisa pekerjaan" yang tertinggal. Mungkin tidak untuk semua orang, tetapi paling tidak sebagian dari kita mengalami. Pada saat itu, bekerja di sana menjadi tidak lagi nyaman atau bahkan kondisi berantakan meja kerja itu membuat kita malas sama sekali untuk bekerja.
Sekarang bagaimana kalau kita analogikan meja kerja itu sebagai kehidupan kita sendiri. Ya, kehidupan kita ibarat sebuah meja kerja yang kita berkarya di dalamnya setiap harinya. Beberapa dari kita mungkin pernah merasa kehidupan ini terasa sangat berantakan. Seperti meja kerja itu. Apabila perasaan itu muncul, maka itulah saatnya melakukan "pembersihan".
Pekerjaan-pekerjaan yang telah lalu mungkin saja meninggalkan berbagai macam residu atau sampah. Contoh yang paling mudah adalah interaksi yang kita lakukan dengan orang lain setiap harinya, sangat mungkin meninggalkan bekas-bekas yang mungkin tidak mengenakkan dan terakumulasi. Contoh lain, kegagalan dalam melaksanakan sesuatu atau pekerjaan yang tidak terselesaikan dengan baik. Itu semua membuat "meja kerja" kita jadi terasa begitu berantakan. Lalu apa yang bisa dilakukan?
Jawabannya adalah melihat kembali set point awal yang kita tetapkan. Paling tidak ini jawaban yang saya punya dan menurut saya cukup efektif. Set point apa itu? Bentuk awal. Meja kerja itu, sebelum dia jadi berantakan pasti ada keadaan awal di mana ia tampak rapi. Kehidupan ini juga semacam itu, pasti ada bentuk ideal awalnya. Kalau istilah jawanya, "urip sing nggenah ki koyo ngene lho". Kurang lebih seperti itu.
Meja kerja dalam arti sebenarnya keadaan idealnya selalu tetap. Artinya, meja kerja yang rapi itu ya seperti itu sampai kita membeli meja kerja yang baru. Kehidupan ini sepertinya juga semacam itu. Kehidupan ideal itu sudah ada standarnya dalam pikiran kita. Meskipun begitu, pola pikir itu bisa ditingkatkan. Seperti membeli meja kerja baru yang lebih bagus. Dan kehidupan paling ideal itu sebenarnya sudah ada standarnya dan itu sudah ada yang mengatur. Ya, Yang membuat kehidupan itu sendiri.
Sekarang kesimpulannya. Hidup ini terkadamg terkesan sangat berantakan bagi diri kita. Mungkin memang berantakan, dan di luar sana pun ada orang yang berpikir seperti itu tentang dirinya sendiri. Akan tetapi meja kerja itu selalu bisa dirapikan lagi, atau bisa dibeli lagi. Tergantung bagaimana kita mau untuk merapikannya atau membuatnya lebih baik.
No comments:
Post a Comment