Setelah mengetahui
definisi muatan, kita dapat mulai membicarakan arus listrik. Arus listrik
sendiri didefinisikan dengan laju muatan yang mengalir melalui satu penghantar
atau sederhananya, jumlah muatan yang mengalir melalui penghantar per satuan
waktu.
Secara matematis, arus listrik dinyatakan dalam persamaan berikut:
Secara matematis, arus listrik dinyatakan dalam persamaan berikut:
Contoh fenomena arus
listrik adalah saat kita menghubungkan dua kutub baterai yakni kutub positif
dan negatif dengan sebuah penghantar. Pada saat kita melakukan hal itu, maka muatan listrik akan
terdorong untuk bergerak. Muatan listrik positif akan mengalir dari kutub
positif ke negatif sedangkan muatan negatif akan mengalir dari kutub negatif ke
positif. Konvensi yang dikenal di studi elektro maupun masyarakat luas adalah
bahwa arus listrik didefinisikan sebagai arus muatan positif yang mengalir melalui
penghantar. Sehingga apabila disebut arus listrik, maka yang dimaksud alah
aliran muatan positif dari kutub positif. Sedangkan untuk aliran muatan negatif
biasa disebut dengan aliran elektron.
Arus listrik yang
dikenal di kehidupan sehari-hari ada dua macam yakni arus searah atau direct
current (DC) dan arus bolak-balik atau alternating current (AC). Arus
searah adalah arus yang arahnya tidak berubah yakni selalu dari kutub positif
saja atau selalu dari kutub negatif saja. Contoh arus DC adalah arus pada
peralatan listrik yang menggunakan baterai seperti senter dan radio. Sedangkan Arus
bolak-balik adalah arus yang nilainya bervariasi seiring waktu. Contoh arus AC
adalah arus listrik dari PLN di rumah-rumah kita.
Arus listrik
merupakan besaran asli dan biasa dinotasikan dengan I sebagaimana
persamaan di atas, dan memiliki satuan amper (A).
No comments:
Post a Comment